Melihat Perkembangan Bayi yang Minum Susu Formula Sejak Lahir

Kehadiran bayi di tengah keluarga menjadi anugerah yang wajib disyukuri. Naluri orang tua pasti menginginkan yang terbaik untuk menunjang tumbuh kembangnya. Hal tersebut yang kemudian membuat mereka rela melakukan berbagai cara guna memenuhi semua kebutuhan si kecil. Termasuk pentingnya memberikan ASI pada bayi sejak pertama kali hadir. Sudah banyak penelitian yang mengungkap mengenai manfaat Air Susu Ibu bagi pertumbuhan bayi. Bahkan tanpa disadari lewat proses penyusui anak dan ibu secara otomatis menjalin hubungan lebih dekat. Kejadian ini yang disebut sebagai bentuk magical Tuhan. Bukan sesuatu yang mengherankan jika kebanyakan anak lebih dekat dengan ibu.

Aspek penting yang juga terdapat pada pemberian ASI ialah bagaimana si kecil mampu mendapat nutrisi secara maksimal. Beberapa penelitian mengungkap bahwa pemberian ASI pada bayi perlu dilakukan sejak awal dia lahir hingga berusia 6 bulan. Para ahli juga menerangkan bahwa ASI mengandung protein yang lebih mudah dicerna oleh bayi. Bahkan sistem kekebalan tubuh anak akan terbentuk sempurna karena pemberian ASI. Nah, bagaimana dengan pemberian susu formula pada bayi? berbagai sumber menyebutkan bahwasannya konsumsi susu formula pada si kecil tidak boleh dilakukan secara sembarangan. Orang tua wajib memastikan komposisi pembuatannya. Langah tersebut perlu dilakukan untuk mengurangi risiko alergi dan lain sebagainya.

Selain itu, susu formula dinilai kurang efektif diberikan kepada bayi sejak lahir. Sebab, hasil riset para ahli menunjukan protein yang terkandung dalam susu formula tidak mudah dicerna layaknya ASI. Kondisi tersebut yang sering memicu diare dan masalah kesehatan lain. Namun, bukan berarti susu formula tidak boleh diberikan pada bayi. Boleh diberikan tetapi orang tua harus sabar menunggu hingga waktu yang tepat. Sedangkan untuk bayi yang tidak bisa mengonsumsi ASI karena gangguan langkah pada pencernaannya. Para ahli memperbolehkan pemberian susu formula sejak lahir. Tetapi, tetap saja orang tua harus melakukan konsultasi kepada dokter specialis anak. Guna memperoleh penanganan secara tepat.