Jenis Rumah Adat Sulawesi Tenggara dan Fungsinya 

Rumah adat Sulawesi Tenggara memiliki ciri khas sendiri, sama seperti rumah adat daerah lain di Indonesia. Desain bangunannya berupa model rumah panggung dengan bentuk segi empat memanjang. Jumlah anak tangga sebagai jalan naik menuju pintu biasanya berbeda antar masing-masing rumah. Jumlahnya dibedakan berdasarkan tingkat kedudukan si pemilik rumah.

Di sebelah kiri tangga biasanya terdapat guci yang berisi air. Fungsinya adalah untuk membersihkan kaki tamu yang akan memasuki rumah. Ruang tamu sendiri berada di bagian depan. Setiap rumah adat juga memiliki ruangan yang digunakan khusus untuk bermusyawarah.

Jenis-Jenis Rumah Adat Sulawesi Tenggara

Sulawesi Tenggara memiliki banyak suku yang mendiami wilayah tersebut. Ciri khas dari kebudayaan leluhur tiap suku diaplikasikan ke bentuk rumah. Karena itu, terdapat lebih dari satu jenis rumah adat yang ada di sana. Berikut ulasannya.

  1. Rumah Mekongga

Mekongga merupakan rumah adat suku Raha atau ada yang menyebutnya dengan nama Mekonga. Dengan bentuk segi empat, ukuran rumah ini sangat luas. Suku Raha membangun rumah ini dari kayu sebagai material utamanya.

Mekongga terdiri dari empat ruangan dan biasanya dibangun di tempat terbuka. Rumah adat ini juga sering kali dijumpai di tengah hutan yang dikelilingi rumput ilalang.

Desain rumah mengadopsi rumah panggung dengan tiang penyangga berjumlah 12 buah. Terdapat juga anak tangga berjumlah 30 yang menghubungkan tanah dengan lantai utama. Angka 30 memiliki makna jumlah sayap dari burung kongga.

  1. Rumah Adat Laikas

Rumah adat Sulawesi Tenggara lainnya adalah Laikas dari suku Tolaki. Suku tersebut biasanya menempati daerah sekitar Kendari. Dengan desain berbentuk rumah panggung, bangunan ini biasanya terdiri dari tiga sampai empat lantai. Setiap lantai memiliki fungsi yang berbeda.

Lantai pertama dan kedua, misalnya, dikhususkan untuk tempat tinggal raja dan permaisuri. Sementara itu, lantai ketiga digunakan sebagai tempat menyimpan benda pusaka. Tempat untuk ibadah biasanya terletak di lantai empat atau diatasnya lagi. Suku Tolaki sering kali memanfaatkan kolong rumah sebagai tempat memelihara hewan ternak.

Menariknya, di lantai dua rumah adat ini terdapat ruang khusus untuk menenenun pakaian tradisional yang dikenal dengan nama bone. Keunikan lainnya adalah proses pembangunan yang tidak menggunakan paku. Sebagai gantinya, suku Bone menggunakan bahan lain yang disediakan oleh alam.

Contohnya adalah bagian atap rumah yang dibuat dari nipah atau rumbai alang alang. Dindingnya terbuat dari papan kayu, sedangkan material balok digunakan untuk membuat tiang rumah. Semua material kemudian disusun hingga menjadi rumah secara utuh.

  1. Rumah Adat Banua Tada Tare

Banua Tada Tare merupakan rumah adat suku Wolio dengan bentuk rumah panggung. Kayu merupakan material utama pembangunan rumah, tanpa menggunakan paku. Sebenarnya, bagunan ini merupakan salah satu bagian dari rumah adat peninggalan Kesultanan Buton, yaitu Rumah Buton. Banua Tada Tare juga dikenal dengan rumah siku bertiang empat.

  1. Rumah Buton

Bangunan ini merupakan peninggalan Kesultanan Buton yang cukup terkenal. Pada bagian dindingnya, terdapat banyak simbol dam dekorasi yang dipengaruhi konsep tasawuf. Simbol dan dekorasi yang tergambar di rumah adat mempunyai makna tersendiri sehingga tidak diletakkan secara sembarangan, yakni melambangkan nilai budaya, peradaban, dan kearifan lokal Kesultanan Buton di masa lampau.

Sementara itu, pengaruh tasawuf pada bagunan muncul sejak Raja Buton ke-6 memeluk Islam dan dilantik dengan gelar Murhum Khamilul Khalifatul. Bentuk rumah Buton dianalogikan sebagai tubuh manusia dengan kepala badan, hati, dan kaki. Masing-masing bagian memiliki makna filosofisnya sendiri.

Fungsi Rumah Adat di Sulawesi Tenggara

Masing-masing rumah adat Sulawesi Tenggara memiliki fungsi yang berbeda. Mekongga, misalnya. Rumah ini dulunya digunakan sebagai tempat tinggal raja atau ketua adat suku. Berbagai acara digelar di sini, seperti upacara, musyawarah, dan kegiatan seremonial lain.

Untuk rumah adat Banua Tada Tare, fungsi utamanya adalah sebagai tempat tinggal para pegawai istana dan pejabat. Sementara itu, rumah adat dengan jenis Buton terbagi menjadi tiga bagian, yakni kamali, benua tada, dan tada tare pate pale.

Kamali digunakan sebagai tempat tinggal raja dan permaisuri, banua tada dikhususkan untuk para pejabat dan pegawai istana, sedangkan orang biasa menempati bagian tada tare pata pale.

Rumah adat Buton khusus bangsawan memiliki desain khusus dengan jumlah bangunan mencapai empat lantai. Jumlah anak tangga masing-masing rumah juga berbeda, menyesuaikan dengan derajat sosial penghuni rumah.

Nah, itu dia pembahasan mengenai jenis-jenis rumah adat Sulawesi Tenggara dan fungsinya. Setiap suku di Nusantara memang memiliki bagunan dengan ciri khas tersendiri yang dipengaruhi oleh budaya setempat. Jika ingin tahu desain rumah adat Nusantara lainnya, Anda bisa berkunjung ke  https://mimpibaru.com/.